Tak kenal maka
tak sayang…
Istilah itu langsung terbantahkan begitu saya bertemu dengan pak Ino..
Dengan pak Ino
yang ada makin kenal makin tak sayang (awalnya)..
Tapi yang
sebenarnya Pak Ino adalah seorang ayah yang tegas yang hanya ingin anak-anak
(didik)nya tumbuh menjadi orang yang kuat, berani berbicara,jujur, disiplin,
berilmu, cerdas dan pribadi yang tangguh...
Sebenarnya yang
pak Ino inginkan dari kita mahasiswanya simple, tidak muluk-muluk, sederhana,
tapi tidak kalah mulia..
PAK INO INGIN
KITA SELALU BELAJAR
·
Pak
Ino ingin kita belajar.. Setiap mata kuliah yang diajar oleh beliau, pertanyaan
yang saya terima selalu sama, ”kamu SMA
mana?”, dan begitu beliau tahu saya dari SMAN 17 SBY respon beliau pasti
tertawa.. ”SMA pinggiran yo iso yo masuk
psikologi UNAIR!”..Beliau ingin saya ingat bahwa SMA pinggiran biasanya
memiliki materi pelajaran yang kurang memadai, maka saya harus belajar lebih
lebih lagi agar bisa mengimbangi materi yang ada di universitas.
·
Pak
Ino ingin kita belajar.. Seperti yang rekan-rekan sesama mahasiswa pasti tahu
pertanyaan berikutnya adalah ”berapa buku
yg kamu baca per hari?” Satu kelas langsung toleh kanan kiri saling melirik
teman dan kemudian tertunduk takut/ apabila pertanyaan itu kemudian menuntut
jawaban. Tapi tidak beliau sendiri yang kemudian menjawab, ”pasti 1 aja gak sampe! Memang sarjana sekarang itu cuma sarjana power
point! Kalau kalian kuliah di luar negeri pasti sudah commiting suicide karena
tidak pernah baca buku!”... beliau ingin kita baca buku.. buku itu jendela
ilmu dan beliau memegang teguh itu. Kita semua memiliki kapasitas otak yang
sama jadi sangat disayangkan kalau kita kalah dari mahasiswa dari
universitas-universitas lain hanya karena kita malas membaca. setiap mata
kuliahnya beliau mewajibkan kita untuk baca buku tujuannya tentu saja agar kita
minimal membaca 1 buku sampai selesai sepanjang masa perkuliahan. Biar kita
dapat ilmu, yang menurut beliau jauuuh lebih penting dari sekedar nilai..
·
Pak
Ino ingin kita belajar..Pernyataan selanjutnya juga tidak bisa di bilang
menyenangkan. ” kamu! Kok cantik? Namamu siapa? Maju! Duduk depan! Enak nek
ngajar iku ndelok sing ayu-ayu!”..Respon tentu saja langsung pucat pasi.. duduk
di depan berarti sama saja dengan merelakan diri untuk dibantai dengan
pertanyaan-pertanyaan retoris pak Ino yang kalau tidak bisa menjawab, penyataan
cantik akan berlanjut menjadi cantik-cantik tapi bodoh.. tapi beliau cuma ingin
mengingatkan bahwa gak ada gunanya wajah cantik kalau bodoh! Ilmu adalah
penentu kesuksesan seseorang bukan wajah. Kecantikan bisa memudar tapi tidak
dengan ilmu.
·
Pak
Ino ingin kita belajar.. peraturan ujian dari tiap mata kuliah yang diajar pak
Ino adalah tidak boleh di hapus, di coret, di stipo.. kalau itu terjadi maka
jawaban otomatis salah... Setiap ujian itu beliau ingin kita harus belajar
sebelumnya.. orang yang belajar akan menguasai materi maka ketika mengerjakan
ujian akan percaya diri, tidak ragu-ragu dalam menjawab sehingga (tentu saja)
tidak perlu repot-repot menghapus. Beliau juga ingin mengajarkan bahwa di dunia
diluar kuliah nanti tidak ada kesempatan kedua, tidak ada kesempatan untuk
”menghapus” kesalahan. Kesalahan yang kita lakukan akan diingat selamanya dan
akan menjatuhkan kita lebih keras dari sekedar nilai jelek, maka dari itu kita
harus sangat berhati-hati, disiplin, waspada dan tidak ceroboh dalam bertingkah
laku dan mengambil keputusan.
·
Pak
Ino ingin kita belajar.. soal ujian yang kita terima tidak hanya berisi materi
yang berkaitan dengan mata kuliah tapi juga berisikan pengetahuan umum lain.
Beliau ingin kita tidak mengkotak-kotakkan diri. Terbatasi hanya dengan materi
di perkuliahan. Ilmu tidak terbatasi apapun dan beliau ingin kita paham dengan
isu-isu yang terjadi bukan berkubang dengan materi kuliah saja.
·
Pak
Ino ingin kita belajar.. mahasiswa yang datang terlambat pasti di suruh membawa
upeti-upeti yang biasanya makanan.. terkesan memberatkan tapi sebenarnya beliau
ingin mengajarkan bahwa ada konsekuensi dalam setiap tindakan dalam hidup. Ada
harga yang harus di bayar untuk setiap kesalahan. Datanglah tepat waktu, karena
waktu itu adalah harta yang tidak akan mungkin bisa kita peroleh lagi apabila
sudah terlewatkan. Disiplinlah agar kita tidak dirugikan oleh tindakan kita
sendiri di kemudian hari. Bersamaan dengan itu beliau juga ingin kita berbagi. bahagia tidak akan habis bila dibagi justru akan semakin besar. dari semua upeti yang diwajibkan beliau bisanya berjumlahlebih dari 30 buah tidak lebih dari 2 buah yang beliau ambil, sisanya akan dibagikan untuk sesama mahasiswa, sesama staf karyawan, dosen-dosen bahkan anak-anak penjual koran. prinsipnya enak itu harus sama-sama, makan lebih enak kalau sama-sama, kita harus belajar untuk berbagi karena kita tidak akan tahu kapan kita akan membutuhkan uluran tangan untuk dibagi.
Pak Ino ingin kita terus
belajar dan belajar lebih keras untuk mengejar ilmu karena ilmu tidak menunggu...
Kami akan selalu merindukan bapak.. terima kasih karena bapak sangat luar
biasa tapi masih sudi hadir dalam hidup saya.. saya sangat bangga pernah
mengenal dan diajar oleh orang semengagumkan bapak..
Until we meet again...
;) padahal insyaallah tahun depan saya ingin di ajar beliau
BalasHapus